Ikolom.News – Presiden Indonesia Prabowo Subianto menanggapi pujian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas gaya pidatonya dalam Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Selasa (23/9/2025).
Dalam forum itu, Trump memuji pidato Prabowo yang bersemangat hingga mengetuk meja podium.
“Mungkin itu gaya saya,” ujar Prabowo sambil tersenyum kepada wartawan di New York, Rabu (24/9/2025), sebagaimana yang dilansir dari Antara pada hari yang sama.
Prabowo mengatakan bahwa presiden AS ke-47 itu merupakan sosok humoris.
Ia juga mengaku tidak sepenuhnya sadar telah memperlihatkan gestur mengetuk meja saat berpidato.
“Saya sebetulnya juga tidak terlalu sadar bahwa saya ini ya (memperlihatkan gestur mengetuk meja),” ucapnya. Dilansir dari laman berita kompas.com
Sebelumnya, Trump menyampaikan pujian secara langsung kepada Prabowo saat pertemuan multilateral Timur Tengah di sela Sidang Majelis Umum PBB.
Pertemuan tersebut berlangsung di Ruang Konsultasi Dewan Keamanan PBB, New York, Selasa sore waktu setempat.
“Anda juga, sahabatku. Pidato yang hebat. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan mengetukkan tangan di meja itu. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa. Terima kasih banyak,” kata Trump sambil menoleh ke arah Prabowo.
Menurut Trump, pidato Prabowo sarat ketegasan dan energi, bahkan disebut mampu menggugah perhatian para pemimpin dunia.
Bagi Trump, gaya mengetuk meja yang ditunjukkan Presiden Indonesia itu menjadi simbol keberanian dalam menyuarakan keadilan di forum internasional.
Pujian Donald Trump terhadap Presiden Prabowo Subianto tidak hanya menyoroti gaya berpidato, tetapi juga memberi sinyal pengakuan internasional atas peran Indonesia di forum global.
Gestur mengetuk meja yang spontan itu dinilai mencerminkan ketegasan sekaligus keberanian Indonesia dalam menyuarakan isu-isu strategis dunia, mulai dari perdamaian, ketidakadilan global, hingga kesetaraan antarnegara.
Selain itu, interaksi personal antara Prabowo dan Trump memperlihatkan kehangatan hubungan bilateral kedua negara.
Bagi diplomasi Indonesia, momen ini bisa menjadi modal penting untuk memperkuat posisi tawar dalam kerja sama politik, ekonomi, maupun pertahanan.