IKOLOM.NEWS, SULSEL — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan sebanyak 26 ekor sapi sebagai hewan kurban untuk perayaan Iduladha 1446 Hijriah. Hewan kurban ini akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan di berbagai wilayah Sulawesi Selatan.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, menyampaikan bahwa dari total 26 ekor sapi tersebut, enam ekor akan disembelih dan dibagikan di lingkungan Pemprov Sulsel, sedangkan 20 ekor lainnya disalurkan secara swakelola oleh masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Untuk Iduladha 1446 Hijriah, Pemprov Sulsel akan melakukan kurban sebanyak 26 ekor sapi. Enam ekor sapi diserahkan di Pemprov Sulsel, 20 ekor itu swakelola oleh OPD masing-masing,” ujar Jufri usai rapat persiapan kurban di Makassar, Selasa (3/6/2025).
BACA JUGA:
Surat Pemakzulan Gibran Disambut Terbuka oleh Sejumlah Fraksi DPR
Ia menambahkan, distribusi hewan kurban akan difokuskan kepada masyarakat yang kurang mampu, sebagaimana amanat dari Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
“Pesan Bapak Gubernur, hewan kurban ini disalurkan ke daerah-daerah, khususnya kepada masyarakat yang kurang mampu,” jelasnya.
Kampanye Kurban Ramah Lingkungan
Selain menyalurkan hewan kurban, Pemprov Sulsel juga mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai dalam distribusi daging kurban. Imbauan ini merujuk pada Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2025.
“Dalam rangka menjaga kesejahteraan lingkungan dan mengurangi polusi akibat limbah plastik, kami minta masyarakat menggunakan alternatif seperti daun pisang, daun jati, atau anyaman daun pandan sebagai wadah pembagian daging,” kata Jufri.
Ia menambahkan, penggunaan wadah tradisional seperti bakul dari anyaman daun pandan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat menggerakkan ekonomi rumah tangga di sektor industri kecil.
Dengan langkah ini, Pemprov Sulsel berharap pelaksanaan Iduladha tahun ini dapat berjalan khusyuk, bermanfaat bagi masyarakat, dan tetap menjaga kelestarian lingkungan. (*)