Headlines

Manifesto Geopolitik Indonesia di Era Perang Dagang dan Perebutan Pengaruh Global

Oleh Hijrana
Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Sulawesi Barat

Pendahuluan: Seruan dari Timur Indonesia

Ikolom.News – Di tengah krisis global yang ditandai oleh perang dagang antara kekuatan besar, persaingan pengaruh antara blok Barat dan Timur, serta tekanan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, Indonesia berada di titik kritis. Negara ini harus menentukan posisinya: menjadi pion dari kekuatan asing atau berdiri sebagai kekuatan mandiri yang disegani. Saya, Hijrana, kader Himpunan Mahasiswa Islam dari Sulawesi Barat, menyatakan bahwa Indonesia tidak boleh diam, tidak boleh tunduk, dan tidak boleh lupa pada jati dirinya sebagai bangsa besar.

Realitas Global Hari Ini Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok mengacaukan rantai pasok dan menciptakan tekanan ekonomi bagi negara-negara berkembang.

Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjadi wilayah rebutan pengaruh militer, ekonomi, dan ideologis.

Laut Cina Selatan makin memanas, mengancam stabilitas regional dan kedaulatan maritim Indonesia.

Negara-negara maju memperluas dominasi lewat teknologi, infrastruktur, dan utang.

Tekanan untuk memilih “sisi” dalam konflik global makin besar, mengancam prinsip nonblok dan kemerdekaan diplomasi Indonesia.

Visi Geopolitik Indonesia: Merdeka, Mandiri, dan Aktif
Saya memimpikan Indonesia sebagai:
Penentu nasibnya sendiri, bukan sekadar penerima konsekuensi global.
Kekuatan maritim yang berdaulat dan dihormati di Indo-Pasifik.
Mediator peradaban antara dunia Barat dan Timur.
Pemimpin regional dalam membangun kerja sama ASEAN yang kuat dan setara.
Negara yang aktif secara diplomatik, bebas dari tekanan imperialis lama dan baru
Nilai dan Prinsip yang Saya Dukung
Kedaulatan nasional adalah harga mati: dalam politik luar negeri, ekonomi, dan pertahanan.

Nonblok aktif dan kontekstual: bukan netral pasif, tapi inisiatif diplomatik yang progresif.
Ekonomi berdikari: membangun kekuatan dalam negeri, dari pangan hingga teknologi digital. Solidaritas Global Selatan: memperkuat kerja sama dengan negara-negara berkembang untuk keadilan global.
<span;>Kesadaran geopolitik rakyat: terutama generasi muda, agar Indonesia tidak mudah dikendalikan melalui narasi asing.

Komitmen dan Seruan
Sebagai kader HMI dari wilayah timur Indonesia, saya menyatakan bahwa:
1. Indonesia harus menyusun Strategi Geopolitik Nasional Jangka Panjang berbasis kepentingan nasional, bukan kepentingan donor atau aliansi.
2. Pemerintah wajib memperkuat pertahanan maritim dan pengaruh diplomatik di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan.
3. Bangsa ini harus memutus ketergantungan struktural pada modal asing, terutama dalam proyek strategis.
4. Dunia akademik dan gerakan mahasiswa harus menjadi pelopor pendidikan geopolitik rakyat.
5. Kita semua—dari elite hingga akar rumput—harus sadar bahwa kemerdekaan tidak cukup dirayakan, tapi harus terus diperjuangkan.

Penutup:
Bangsa ini lahir dari keberanian. Maka kita tidak akan gentar menghadapi tekanan global, selama kita setia pada prinsip.

“Berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.”— Soekarno🖋️
Hijrana
Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulawesi Barat
Agustus 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *